TRADISI BADONCEK SEBAGAI KEARIFAN LOKAL DALAM ALEK PERKAWINAN SUKU MANDAILIANG DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Penulis

  • Akdila Bulanov UIN SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI

Kata Kunci:

Badoncek, Prosesi, Fungsi

Abstrak

This research was conducted because of the view that the badoncek tradition reflects a carefree attitude. This tradition highlights the display of personal pride which is often considered not to show humility. In some Nagari, the badoncek tradition has begun to fade due to divisions between niniak mamak, causing the loss of this tradition. This condition can be caused by the arrival of immigrants from outside who live in the village but have not fulfilled the requirements in Nagari, such as filling in the mandatory carano. The aim of this research is to analyze the badoncek procession at Mandailiang ethnic weddings and analyze the function of this tradition. Qualitative methods are used with a focus on the depth of information through interviews and field observations. The research was conducted in Nagari Campago, V Koto Kampung Dalam District, Padang Pariaman Regency. The main informants included Niniak Mamak and Kapalo Mudo, with supporting informants namely invited guests. The research results show several categories of processions and functions, including gathering and negotiating at the sipangka house, opening parsambahan kata, badoncek, and handing over funds to the sipangka. The badoncek tradition plays a role in traditional marriage ceremonies, collecting funds, friendship, and strengthening Minangkabau culture.

Penelitian ini dilakukan karena adanya pandangan bahwa tradisi badoncek mencerminkan sikap riang. Tradisi ini menyoroti penonjolan kebanggan pribadi yang sering dianggap tidak menunjukkan kerendahan hati. Di beberapa Nagari, tradisi badoncek sudah mulai memudar karena terjadi perpecahan antara niniak mamak, menyebabkan hilangnya tradisi ini. Kondisi ini dapat disebabkan oleh kedatangan pendatang dari luar yang tinggal di kampung tersebut tetapi belum memenuhi syarat di Nagari, seperti mengisi carano yang wajib. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis prosesi badoncek pada perkawinan suku Mandailiang dan menganalisis fungsi tradisi ini. Metode kualitatif digunakan dengan fokus pada kedalaman informasi melalui wawancara dan observasi lapangan. Penelitian dilakukan di Nagari Campago, Kecamatan V Koto Kampung Dalam, Kabupaten Padang Pariaman. Informan utama meliputi niniak mamak dan kapalo mudo, dengan informan pendukung yaitu tamu undangan. Hasil penelitian menunjukkan beberapa kategori prosesi dan fungsi, termasuk berkumpul dan berunding di rumah sipangka, pembukaan parsambahan kata, badoncek, dan penyerahan dana kepada sipangka. Tradisi badoncek berperan dalam upacara adat perkawinan, pengumpulan dana, silaturahmi, dan penguatan kebudayaan Minangkabau.

Unduhan

Diterbitkan

2024-05-31