INOVASI GENDIS SEWU SEBAGAI PROGRAM PENINGKATAN AKSELERASI TINGKAT GEMAR MEMBACA DI KECAMATAN TEGALSARI SURABAYA
Kata Kunci:
Gendis Sewu, Tingkat Literasi, Minat Baca, Inovasi PendidikanAbstrak
Di era informasi yang serba cepat, literasi menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan zaman. Kota Surabaya, sebagai metropolis di Indonesia, telah mengambil langkah strategis untuk meningkatkan literasi warganya melalui program inovatif Gerakan Mendongeng dan Menulis Seribu (Gendis Sewu). Program ini, yang diinisiasi oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya, bertujuan untuk membangkitkan minat baca dan menumbuhkan keterampilan literasi dengan mengintegrasikan kegiatan mendongeng dan menulis. Dengan rata-rata waktu membaca 3 jam per hari, warga Surabaya menunjukkan komitmen yang kuat terhadap literasi. Inisiatif ini tidak hanya menanggapi fenomena permasalahan literasi tetapi juga berfungsi sebagai strategi persuasif dalam memajukan budaya baca di tengah masyarakat. Gendis Sewu merupakan contoh nyata dari upaya pemerintah kota dalam mengatasi tantangan literasi, dengan mengedepankan pembacaan sebagai aktivitas yang aktif, kreatif, dan inovatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus untuk menggali fenomena tertentu melalui observasi dan interaksi langsung. Melalui metode observasi, wawancara, dan analisis teks, penelitian ini bertujuan untuk membangun gambaran deskriptif dan naratif dari kejadian yang diteliti. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan yang luas mengenai pelaksanaan program inovasi Gendis Sewu di Kota Surabaya, juga dapat memberikan motivasi bagi masyarakat dari berbagai kalangan untuk terus meningkatkan kegemaran membaca guna untuk meningkatkan angka literasi di Kota Surabaya.
In the era of fast-paced information, literacy is the main key in facing the challenges of the times. The city of Surabaya, as a metropolis in Indonesia, has taken strategic steps to increase the literacy of its citizens through the innovative Thousand Storytelling and Writing Movement (Gendis Sewu) program. This program, which was initiated by the Surabaya City Library and Archives Service, aims to arouse interest in reading and foster literacy skills by integrating storytelling and writing activities. With an average reading time of 3 hours per day, Surabaya residents show a strong commitment to literacy. This initiative not only responds to the phenomenon of literacy problems but also functions as a persuasive strategy in advancing reading culture in society. Gendis Sewu is a clear example of the city government's efforts to overcome literacy challenges, by prioritizing reading as an active, creative, and innovative activity. This research uses a qualitative approach with a case study method to explore certain phenomena through direct observation and interaction. Through observation, interviews and text analysis methods, this research aims to build a descriptive and narrative picture of the events under study. It is hoped that this research can provide broad insight into the implementation of the Gendis Sewu innovation program in the City of Surabaya, and can also provide motivation for people from various circles to continue to increase their love of reading in order to increase literacy rates in the City of Surabaya.