KESEHATAN MENTAL DALAM PERSPEKTIF AGAMA BUDDHA

Penulis

  • Yonalia Yulistiani STIAB SMARATUNGGA
  • Partono Nyanasuryanandi STIAB SMARATUNGGA
  • Suherman STIAB SMARATUNGGA

Kata Kunci:

Perspektif Agama Buddha, Mindfulness, Kesehatan Mental

Abstrak

Abstract

Unpleasant experiences can trigger excessive worries, impacting mental health closely linked to physical well-being. The World Health Organization (WHO) recognizes mental health as involving happiness, self-confidence, and positive relationships, with solutions such as counseling and medical assistance. The Buddhist perspective underscores self-understanding as key to avoiding negative actions, notably through mindfulness practices. Factors like confusion and lack of courage can compromise mental health according to Buddhist teachings. Employing qualitative methods and literature studies, this research indicates that mindfulness aids individuals in becoming more composed and fostering positive social connections. Despite various approaches to maintaining mental health, attention remains insufficient, necessitating enhanced mental health services and regional government efforts to raise public awareness and encourage the adoption of solutions such as mindfulness.

 

Abstrak

Pengalaman tidak menyenangkan dapat memicu kekhawatiran berlebihan, berdampak pada kesehatan mental yang erat terhubung dengan kesehatan fisik. WHO mengakui bahwa kesehatan mental melibatkan kebahagiaan, kepercayaan diri, dan hubungan yang baik, dengan solusi seperti konseling dan bantuan medis. Perspektif Agama Buddha menekankan pemahaman diri sebagai kunci untuk menghindari tindakan buruk, terutama melalui praktik mindfulness. Faktor-faktor seperti kebingungan dan ketidakberanian dapat merusak kesehatan mental menurut ajaran Buddha. Penelitian ini, menggunakan metode kualitatif dan studi kepustakaan, menunjukkan bahwa mindfulness membantu individu menjadi lebih tenang dan membangun hubungan sosial yang positif. Meskipun ada berbagai cara untuk menjaga kesehatan mental, perhatian terhadapnya masih kurang, memerlukan peningkatan layanan kesehatan mental dan sosialisasi pemerintah daerah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan mendorong penerapan solusi seperti mindfulness.

Unduhan

Diterbitkan

2024-02-01