PENGARUH PENYULUHAN TENTANG INFEKSI MENULAR SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PADA REMAJA KELAS X DI MAN 3 SLEMAN YOGYAKARTA
Kata Kunci:
Infeksi Menular Seksual, Pengetahuan, Sikap, Remaja, PenyuluhanAbstrak
Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi dan umumnya menyebar melalui aktivitas seksual, baik secara genital, oral, maupun anal, serta dapat berdampak pada area ekstra genital seperti anus dan tenggorokan. Remaja merupakan kelompok usia yang sangat rentan terhadap IMS, terutama akibat kurangnya pengetahuan dan sikap yang tepat mengenai kesehatan reproduksi. Berdasarkan data World Health Organization, kasus IMS terus meningkat secara global, termasuk di Indonesia, sehingga diperlukan upaya edukasi yang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan tentang IMS terhadap tingkat pengetahuan dan sikap pada remaja kelas X di MAN 3 Sleman Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan desain Pre-Eksperimental dengan rancangan One Group Pre Test-Post Test. Sampel pada penelitian ini berjumlah 44 responden putra dan putri yang dipilih dengan teknik Quota Sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada tingkat pengetahuan diperoleh mean sebelum 1,36 menjadi 2,55 dan sikap diperoleh mean sebelum 1,75 menjadi 1,84 setelah penyuluhan, dengan nilai p-value = 0,00 (<0,05). Penyuluhan yang dilakukan secara interaktif terbukti efektif dalam meningkatkan pemahaman dan sikap remaja terhadap IMS. Saran dalam penelitian ini agar guru BK di sekolah secara rutin melaksanakan program penyuluhan atau pendidikan tentang kesehatan reproduksi untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap positif siswa terhadap infeksi menular seksual (IMS).
Sexually Transmitted Infections (STIs) are diseases caused by infections and are generally spread through sexual activity, either genital, oral, or anal, and can affect extra-genital areas such as the anus and throat. Teenagers are the age group that is very vulnerable to STIs, especially due to the lack of knowledge and appropriate attitudes regarding reproductive health. Based on data from the World Health Organization, STI cases continue to increase globally, including in Indonesia. Thus, effective educational efforts are needed. This study aims to determine the effect of STI counseling on the level of knowledge and attitudes in teenagers of grade X at MAN (Islamic State Senior High School) 3 Sleman, Yogyakarta. This study employed a pre-experimental design with a One Group Pre Test-Post Test design. The sample in this study consisted of 44 male and female respondents selected using the Quota Sampling technique. Data collection was carried out using a questionnaire and analyzed using the Wilcoxon test. The results of the study showed a significant increase in the level of knowledge obtained from a mean before counseling 1.36 to 2.55 after counseling; and attitudes obtained from a mean before counseling 1.75 to 1.84 after counseling, with a p-value = 0.00 (<0.05). Counseling conducted interactively has proven effective in improving teenagers' understanding and attitudes towards STIs. Suggestions provided in this study are that BK (Counseling) teachers in schools routinely implement counseling or education programs on reproductive health to improve students' knowledge and positive attitudes towards sexually transmitted infections (STIs).