GAMBARAN PERAWATAN LUKA DIABETIC FOOT ULCER (DFU) METODE MOIST WOUND HEALING (AIR MINERAL, METCOVASIN, MELOLIN) PADA Tn. S DI DESA RAWAWUNGU KECAMATAN PURWANEGARA KABUPATEN BANJARNEGARA
Kata Kunci:
DFU, Moist Wound Healing, (Air Mineral, Metcovazin, Melolin)Abstrak
Latar Belakang Diabetic Foot Ulcer (DFU) merupakan komplikasi kronis dari diabetes melitus yang menjadi penyebab utama amputasi ekstremitas bawah pada pasien. Luka ini biasanya disebabkan oleh kombinasi dari neuropati perifer, iskemia akibat penyakit vaskular perifer, serta infeksi sekunder. Efek lain dari DFU akan menyebabkan waktu perawatan lebih lama, peningkatan biaya perawatan, peningkatan tingkat kecacatan, penurunan kualitas hidup dan peningkatakn resiko kematian Untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut, maka dibutuhkan manajemen perawatan luka yang efektif dan efesien, salah satunya dalam pencucian luka 3 M (Mencuci,Membuang jaringan nekrotik, Memilih topical tepat) sebagai kuncinya. Penggunaan modern dressing dalam penatalaksanaan DFU difokuskan pada prinsip moist wound healing, yaitu menjaga kelembapan luka agar proses regenerasi jaringan berlangsung optimal. Penggunaan metcovazine akan membantu jaringan baru agar dapat bertumbuh dengan cepat dan melolin akan menurunkan nyeri saat penggantian balutan sehingga akan lebih nyaman bagi pasien dan bisa menekan biaya perawatan DFU. Metodologi: Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan satu responden dimana perawtan luka dilakukan setiap 2 hari sekali selama dua minggu. Hasil : hasil perawatan luka pertemuan pertama sampai dengan pertemuan ke enam mengalami penurunan score BJWAT yaitu dari 33 menjadi 18. Kesimpulan: bahwa perawatan luka DFU pada Tn. S setiap dua hari sekali selama dua minggu menggunakan metode moist wound healing (air mineral, metcovazine regular, melolin ) dapat membantu penyembuhan luka di Desa Kutawuluh, Kecamatan Purwanegara, Kabupaaten Banjarnegara.
Background Diabetic Foot Ulcer (DFU) is a chronic complication of diabetes mellitus, which is the main cause of lower limb amputation in patients. A combination of peripheral neuropathy, ischemia due to peripheral vascular disease, and secondary infection usually causes this wound. Other effects of DFU will cause longer treatment time, increased treatment costs, increased levels of disability, decreased quality of life, and increased risk of death. To prevent further complications, effective and efficient wound care management is necessary, including 3M wound washing; Mencuci or Washing, Membuang jaringan nekrotik or removing necrotic tissue, and Memilih topical yang tepat or choosing the right topical as key components. The use of modern dressings in the management of DFU is based on the principle of moist wound healing, which involves maintaining wound moisture to optimize tissue regeneration. The use of metcovazine will help new tissue grow quickly, and melolin will reduce pain when changing dressings, making it more comfortable for patients and potentially reducing DFU care costs. Methodology: This study employs a case study method with a single respondent, where wound care is administered every 2 days for 2 weeks. Results: The wound care results from the first to the sixth meeting showed a decrease in the BJWAT score, specifically from 33 to 18. Conclusion: that DFU wound care on Mr. S every two days for two weeks using the moist wound healing method (mineral water, regular metcovazine, melolin) can help wound healing in Kutawuluh Village, Purwanegara District, Banjarnegara Regency.