PENDIDIKAN INKLUSIF: MEMAHAMI KEBUTUHAN ANAK TUNA GRAHITA BERAT DI SDN BALE KAMBANG 03 PAAGI
Kata Kunci:
Inklusif, Pendidikan, Tuna GrahitaAbstrak
Inclusive education is an approach that allows children with special needs, such as severe intellectual disabilities, to attend regular education environments. However, the implementation of inclusive education in regular schools often faces significant challenges. F, a child with severe intellectual disabilities, exemplifies these challenges, such as a lack of facilities, limited learning time, and insufficient support in school. This study aims to understand the obstacles faced by children with severe intellectual disabilities in inclusive education in regular schools and to find appropriate solutions. The research employs a qualitative approach using case study methods, involving interviews with the class teacher, classroom observations, and document analysis. The discussion reveals that the main factors hindering Fikri’s development are inadequate teacher training, insufficient facilities, and generalized teaching strategies. In conclusion, there is a need for specialized teacher training, enhanced facilities, and greater government support to achieve effective inclusive education.
Pendidikan inklusif merupakan pendekatan yang memungkinkan anak berkebutuhan khusus, seperti tuna grahita berat, untuk bersekolah di lingkungan pendidikan umum. Namun, implementasi pendidikan inklusif di sekolah reguler sering menghadapi tantangan besar. F, seorang anak dengan tuna grahita berat, adalah contoh kasus yang menunjukkan tantangan tersebut, seperti kurangnya fasilitas, keterbatasan waktu pembelajaran, dan kurangnya dukungan yang sesuai di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk memahami hambatan yang dihadapi anak tuna grahita berat dalam pendidikan inklusif di sekolah umum dan mencari solusi yang tepat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, yang melibatkan wawancara dengan guru wali kelas, observasi pembelajaran, serta analisis dokumen terkait. Pembahasan menunjukkan bahwa faktor utama yang menghambat perkembangan Fikri adalah kurangnya pelatihan bagi guru, fasilitas yang tidak memadai, serta strategi pengajaran yang terlalu umum. Kesimpulannya, diperlukan pelatihan khusus bagi guru, peningkatan fasilitas, dan dukungan lebih besar dari pemerintah untuk mewujudkan pendidikan inklusif yang efektif.