STUDI LITERATUR: TANTANGAN PENGGUNAAN BAHASA SUNDA PADA ANAK USIA DINI
Kata Kunci:
Bahasa Sunda, Anak Usia Dini, Studi Literatur, Tantangan, Pelestarian BudayaAbstrak
Penggunaan bahasa daerah, khususnya Bahasa Sunda, pada Anak Usia Dini (AUD) merupakan salah satu strategi vital dalam pelestarian budaya sekaligus mendukung perkembangan holistik anak. Studi literatur ini bertujuan mengidentifikasi tantangan-tantangan utama dalam implementasi penggunaan Bahasa Sunda pada AUD di lingkungan sekolah dan masyarakat, serta menelaah solusi yang telah diimplementasikan dalam penelitian terdahulu. Metode yang digunakan adalah studi literatur naratif dengan meninjau artikel-artikel jurnal terkait tahun 2021 hingga 2024 yang membahas pengenalan Bahasa Sunda pada AUD. Hasil telaah menunjukkan bahwa tantangan terbesar meliputi dominasi Bahasa Indonesia di berbagai aspek kehidupan, termasuk di rumah, serta kurang optimalnya implementasi program pelestarian di sekolah, seperti "Rebo Nyunda," yang terkadang hanya fokus pada atribut tanpa dibarengi penggunaan bahasa. Selain itu, faktor lain adalah keterbatasan guru dalam kemampuan berbahasa Sunda dan tidak adanya guru khusus. Solusi yang efektif mencakup program pembiasaan intensif seperti Rebo Nyunda yang konsisten dengan fokus penggunaan kosakata dasar dan lagu/nyanyian, pengembangan media pembelajaran inovatif seperti aplikasi multimedia, dan penggunaan metode interaktif seperti Ngawih Pupuh Sunda untuk meningkatkan kosakata. Studi ini menyimpulkan bahwa pelestarian Bahasa Sunda pada AUD memerlukan sinergi aktif antara guru, sekolah, dan orang tua.
The use of regional languages, particularly Sundanese, in Early Childhood Education (ECD) is a vital strategy for cultural preservation and supporting children's holistic development. This literature review aims to identify the main challenges in implementing Sundanese language use in ECD within schools and communities, as well as to examine solutions implemented in previous research. The method used was a narrative literature review, reviewing relevant journal articles published between 2021 and 2024 that discussed the introduction of Sundanese in ECD. The review revealed that the biggest challenges include the dominance of Indonesian in various aspects of life, including at home, and the suboptimal implementation of preservation programs in schools, such as "Rebo Nyunda," which sometimes only focus on attributes without accompanying language use. Furthermore, other factors include teachers' limited Sundanese language skills and the lack of dedicated teachers. Effective solutions include intensive habituation programs like Rebo Nyunda that consistently focus on the use of basic vocabulary and songs/chant, the development of innovative learning media such as multimedia applications, and the use of interactive methods such as Ngawih Pupuh Sunda to enhance vocabulary. This study concludes that preserving Sundanese in early childhood requires active collaboration between teachers, schools, and parents.




