EVALUASI PEMBELAJARAN BERBASIS HOTS DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM: ANALISIS IMPLEMENTASI, TANTANGAN, DAN STRATEGI PENGUATAN DI ERA DIGITAL

Penulis

  • Yesi Ulandari Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi
  • Zulfani Sesmiarni Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Kata Kunci:

Evaluasi Pembelajaran, HOTS, Pendidikan Agama Islam, Penilaian Autentik, Era Digital

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi penilaian berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) serta mengidentifikasi tantangan yang dihadapi guru dan strategi yang digunakan untuk menguatkan kualitas evaluasi di era digital. Latar belakang penelitian ini berangkat dari kenyataan bahwa meskipun kebijakan kurikulum nasional mendorong evaluasi pembelajaran berbasis HOTS, praktik di lapangan masih menunjukkan dominasi penilaian kognitif tingkat rendah dan minimnya integrasi teknologi sebagai alat evaluasi. Kondisi ini membuat kemampuan berpikir kritis, analitis, dan kreatif siswa belum berkembang secara optimal dalam konteks pembelajaran PAI. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan guru PAI, observasi proses pembelajaran, dan telaah dokumen berupa instrumen penilaian yang digunakan di sekolah. Analisis data dilakukan melalui tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan secara induktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi evaluasi berbasis HOTS sudah mulai dilakukan, tetapi belum konsisten. Guru PAI cenderung masih menggunakan soal-soal LOTS karena keterbatasan pemahaman penyusunan soal HOTS, beban administrasi, dan minimnya pelatihan. Selain itu, pemanfaatan teknologi hanya terbatas pada penggunaan aplikasi ujian sederhana, belum menyentuh integrasi digital yang mendukung analisis berpikir tingkat tinggi. Temuan lainnya menunjukkan bahwa guru yang berhasil menerapkan evaluasi HOTS memiliki strategi tertentu seperti kolaborasi dalam MGMP, penggunaan rubrik analitis, dan integrasi kasus-kasus aktual ke dalam soal. Implikasi penelitian ini menunjukkan perlunya penguatan kapasitas guru melalui pelatihan terstruktur, penyusunan bank soal HOTS berbasis digital, serta pendampingan berkelanjutan untuk memastikan evaluasi PAI sejalan dengan tujuan pembelajaran abad 21. Secara keseluruhan, penelitian ini menegaskan bahwa evaluasi pembelajaran berbasis HOTS dalam PAI memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pemahaman dan karakter siswa, namun membutuhkan dukungan sistematis dari sekolah dan pemangku kebijakan.

This study aims to evaluate the implementation of Higher Order Thinking Skills (HOTS)-based assessment in Islamic Religious Education (PAI) and to identify the challenges faced by teachers as well as the strategies employed to strengthen assessment quality in the digital era. The background of this research stems from the fact that although national curriculum policies encourage the use of HOTS-oriented evaluation, classroom practices still show a dominance of lower-order cognitive assessments and limited integration of digital tools. As a result, students’ critical, analytical, and creative thinking skills have not been optimally developed within PAI learning contexts. This research adopts a qualitative approach using a case study design. Data were collected through in-depth interviews with PAI teachers, classroom observations, and document analysis of the assessment instruments used in schools. Data analysis was conducted through stages of data reduction, data display, and inductive conclusion drawing. The findings reveal that HOTS-based evaluation has begun to be implemented but remains inconsistent. PAI teachers tend to rely on LOTS-type questions due to limited understanding of HOTS item construction, administrative workload, and a lack of comprehensive training. Moreover, the use of technology is limited to simple testing applications and has not yet integrated digital tools capable of supporting higher-order cognitive analysis. The study also found that teachers who successfully implement HOTS-based assessments apply specific strategies such as collaboration within MGMP forums, the use of analytical rubrics, and the incorporation of real-life cases into assessment tasks. The implications of this study highlight the need to strengthen teacher capacity through structured professional development, the development of digital-based HOTS item banks, and continuous mentoring to ensure that PAI assessment aligns with 21st-century learning goals. Overall, this research emphasizes that HOTS-based evaluation in PAI holds significant potential for enhancing students’ comprehension and character development, yet requires systematic support from schools and policymakers.

Unduhan

Diterbitkan

2025-11-30