PENGEMBANGAN KETERAMPILAN MUSIKAL SISWA MELALUI PEMBELAJARAN ANSAMBEL CAMPURAN BERBASIS MEDIA AUDIO VISUAL DI SMP NEGERI 5 KUPANG
Kata Kunci:
Keterampilan Musikal, Ansambel Campuran, Media Audio Visual, Pembelajaran Musik, Teknologi Pendidikan, Pedagogi MusikAbstrak
Keterampilan musikal merupakan kompetensi esensial dalam pendidikan seni yang memerlukan pendekatan pembelajaran inovatif dan sistematis. Permasalahan yang dihadapi SMP Negeri 5 Kupang adalah minimnya strategi pembelajaran musik yang efektif, rendahnya literasi notasi musikal siswa, serta terbatasnya pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran seni. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan mengembangkan keterampilan musikal siswa melalui implementasi pembelajaran ansambel campuran berbasis media audio visual dengan mengintegrasikan pedagogi musik kontemporer dan teknologi pembelajaran. Metode pelaksanaan dirancang dalam delapan minggu intensif melibatkan 28 siswa kelas IX (13 laki-laki, 15 perempuan) dengan formasi ansambel terdiri dari satu pemain snare drum, dua pemain belira, satu pemain gitar elektrik, empat pemain maracas, sepuluh pemain pianika melodi utama, dan sepuluh pemain pianika harmoni. Pendekatan pembelajaran menerapkan student-centered learning dengan memanfaatkan video tutorial demonstratif, audio backing track, aplikasi notasi digital interaktif, dan recording evaluatif sebagai instrumen pedagogis. Evaluasi dilakukan melalui asesmen autentik mencakup observasi partisipatif, tes praktik individual, penilaian ensemble performance, dan angket persepsi siswa. Hasil pengabdian menunjukkan capaian signifikan dengan 85% siswa menguasai teknik instrumental dasar, 78% siswa mencapai kompetensi literasi notasi balok, serta peningkatan kekompakan ansambel yang termanifestasi dalam kemampuan memainkan tiga repertoar dengan kualitas musikal baik. Kepercayaan diri dan motivasi belajar siswa meningkat drastis, dengan 92% responden melaporkan peningkatan self-efficacy dalam bermusik. Media audio visual terbukti efektif sebagai katalisator pembelajaran, mempercepat kurva penguasaan materi, dan meningkatkan engagement siswa. Implikasi praktis kegiatan ini menghasilkan model pembelajaran musik inovatif yang berkelanjutan, pembentukan komunitas musikal sekolah, serta transformasi ekosistem pendidikan seni di SMP Negeri 5 Kupang. Program ini merekomendasikan replikasi model pembelajaran ansambel berbasis teknologi di institusi pendidikan lain sebagai solusi pengembangan kompetensi musikal generasi digital.
Musical skills constitute essential competencies in arts education that require innovative and systematic learning approaches. The problems faced by SMP Negeri 5 Kupang include the lack of effective music learning strategies, low musical notation literacy among students, and limited utilization of technology in arts learning processes. This community service aims to develop students' musical skills through the implementation of mixed ensemble learning based on audio-visual media by integrating contemporary music pedagogy and learning technology. The implementation method was designed over eight intensive weeks involving 28 grade IX students (13 boys, 15 girls) with an ensemble formation consisting of one snare drum player, two belira players, one electric guitar player, four maracas players, ten main melody pianica players, and ten harmony pianica players. The learning approach applies student-centered learning by utilizing demonstrative video tutorials, audio backing tracks, interactive digital notation applications, and evaluative recordings as pedagogical instruments. Evaluation was conducted through authentic assessment including participatory observation, individual practical tests, ensemble performance assessment, and student perception questionnaires. The results demonstrate significant achievements with 85% of students mastering basic instrumental techniques, 78% of students achieving staff notation literacy competence, and improved ensemble cohesiveness manifested in the ability to perform three repertoires with good musical quality. Students' confidence and learning motivation increased drastically, with 92% of respondents reporting increased self-efficacy in music making. Audio-visual media proved effective as learning catalysts, accelerating the mastery curve, and increasing student engagement. The practical implications of this activity resulted in a sustainable innovative music learning model, the formation of a school musical community, and the transformation of the arts education ecosystem at SMP Negeri 5 Kupang. This program recommends replicating the technology-based ensemble learning model in other educational institutions as a solution for developing musical competencies of the digital generation.




