IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM SATUAN PENDIDIKAN AMAN BENCANA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DEMI KETAHANAN BENCANA SATUAN PENDIDIKAN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Penulis

  • Prastiwi Anggriantini Polteknik STIA LAN Jakarta
  • Ratri Istania Polteknik STIA LAN Jakarta
  • Firman Hadi Rivai Polteknik STIA LAN Jakarta

Kata Kunci:

Spab, Pengurangan Risiko Bencana, Pendidikan Tangguh Bencana, Kebijakan Pendidikan, Implementasi Program

Abstrak

Program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) merupakan inisiatif strategis untuk memperkuat ketahanan satuan pendidikan terhadap bencana alam dan nonalam. Berdasarkan data Kemendikbudristek (2015–2019), lebih dari 12 juta peserta didik dan 62.687 satuan pendidikan terdampak bencana, sehingga diperlukan kebijakan yang menjamin keberlanjutan layanan pendidikan dalam situasi darurat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif dan kausal untuk menggali karakteristik fenomena serta hubungan antarvariabel yang memengaruhi efektivitas implementasi SPAB di Provinsi DIY. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pendukung utama meliputi diseminasi pengetahuan kebencanaan melalui simulasi MPLS, integrasi materi kebencanaan dalam pembelajaran, serta partisipasi aktif warga satuan pendidikan dalam pelatihan dan workshop. Di sisi lain, hambatan muncul akibat ketidakpatuhan terhadap surat edaran pembentukan Sekberda SPAB dan perbedaan aspirasi terkait pendekatan pelaksanaan kebijakan. Strategi yang dinilai efektif mencakup penguatan kelembagaan melalui regulasi formal, pengawalan program secara menyeluruh, dukungan anggaran, pemberian apresiasi bagi pelaku aktif PRB, dan kerja sama dengan perguruan tinggi untuk asesmen sarpras. Temuan ini mempertegas pentingnya sinergi antaraktor dan kebijakan adaptif dalam mendukung ketangguhan sektor pendidikan terhadap bencana.

The Disaster-Safe Education Unit Program (SPAB) is a strategic initiative to strengthen the resilience of educational units to natural and non-natural disasters. Based on data from the Ministry of Education, Culture, Research, and Technology (2015–2019), more than 12 million students and 62,687 educational units were affected by disasters, necessitating policies that ensure the continuity of educational services in emergency situations. This study used a qualitative approach with a descriptive and causal design to explore the characteristics of the phenomena and the relationships between variables that influence the effectiveness of SPAB implementation in the Special Region of Yogyakarta (DIY). The results indicate that the main supporting factors include the dissemination of disaster knowledge through MPLS simulations, the integration of disaster materials into learning, and the active participation of educational unit residents in training and workshops. On the other hand, obstacles arose due to non-compliance with the circular letter establishing the SPAB Regional Secretariat and differences in aspirations regarding the policy implementation approach. Strategies deemed effective include institutional strengthening through formal regulations, comprehensive program oversight, budget support, appreciation for active DRR actors, and collaboration with universities for infrastructure assessments. These findings emphasize the importance of synergy between actors and adaptive policies in supporting the education sector's resilience to disasters

Unduhan

Diterbitkan

2025-07-30