STUDI KASUS: PENERAPAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF (ROP) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA KELOMPOK HIPERTENSI DI DESA RENGAS
Kata Kunci:
Hipertensi, the silent killer, penyakit kardiovaskulerAbstrak
Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, sering disebut sebagai "the silent killer" karena sering tidak terdeteksi dan tidak disadari oleh penderitanya, meskipun merupakan faktor pemicu penyakit serius seperti penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke. Menurut World Health Organization (2021), hipertensi adalah penyebab utama kematian kardiovaskuler di dunia, terutama di negara berkembang, dengan prevalensi global mencapai 1.28 miliar orang usia 30-79 tahun. Di Indonesia, prevalensi hipertensi pada tahun 2018 adalah 34,1%, meningkat dari 25,8% pada tahun 2013 (Riskesdas 2018). Data Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan pada tahun 2021 menunjukkan prevalensi hipertensi sebesar 60,3% pada populasi usia > 18 tahun. Terapi relaksasi otot progresif telah terbukti efektif dalam menurunkan tekanan darah dengan mekanisme vasodilatasi, yang memperlebar pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa terapi ini dapat menurunkan tekanan darah sistolik dari rata-rata 150,63 mmHg menjadi 129,81 mmHg, dan tekanan darah diastolik dari rata-rata 88,03 mmHg menjadi 74,01 mmHg (Fadli, 2018). Penelitian lain juga menunjukkan penurunan signifikan dari 149/89 mmHg menjadi 137/79 mmHg (Rahayu et al., 2020). Terapi relaksasi otot progresif merupakan metode yang mudah, tanpa biaya, dan tidak memiliki efek samping, menjadikannya alternatif yang efektif untuk mengelola hipertensi.