HUBUNGAN SEDENTARY LIFESTYLE DAN DURASI TIDUR DENGAN PERSEN LEMAK TUBUH REMAJA DI SMP NEGERI 2 PRINGSEWU TAHUN 2024

Abstrak

The percentage of body fat, which includes both stored and necessary body fat, is calculated by dividing the total amount of fat by the weight of the individual. A sedentary lifestyle—that is, engaging in activities that contribute to fat formation and sleeping for longer periods of time—is linked to an increased body fat percentage. Ghrelin is the hormone that increases hunger. This research type is quantitative, using a cross-sectional research design. The total sample was 125 teenagers selected using the Cluster Sampling Technique. The dependent variables in this study are sedentary lifestyle and sleep duration. The independent variable in this study is the percent body fat. This research was carried out at the State Middle School 2 Pringsewu. The research instruments used were microtoise, informed consent, Karada-scan BHF 375, with the Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) method, Adolescent Sedentary Activity Questionnaire (ASAQ) questionnaire, sleep duration questionnaire. Bivariate analysis using the Gamma test. The results of univariate analysis showed that the respondents consisted of men (31.2%) and women (68.8). Most respondents were aged 12-13 years (76.0%) and aged 14 years (24.0%). The results of statistical tests carried out using the Gamma test showed that the p-value = 0.020, which means there is a correlation between the sedentary lifestyle and the percentage of body fat in adolescents, the p-value = 0.026, meaning there is a correlation between sleep duration and the percent of body fat in teenagers. Teens are supposed to lead healthy lifestyles, engage in more physical activity and exercise, get enough sleep to prevent sedentary behavior, and have a healthy body fat percentage.

Persen lemak tubuh adalah jumlah lemak total dibagi dengan berat badan individu yang terdiri dari lemak tubuh esensial dan juga simpanan lemak tubuh. Persen lemak tubuh yang meningkat berkaitan dengan sedentary lifestyle yaitu aktivitas yang menetap sehingga terjadinya penumpukan lemak dan durasi tidur yang kurang berdampak pada hormon ghrelin yaitu hormon yang meningkatkan nafsu makan. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional. Jumlah sampel sebanyak 125 remaja yang dipilih dengan menggunakan Teknik Cluster Sampling. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu sedentary lifestyle dan durasi tidur. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu persen lemak tubuh. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Pringsewu, Instrumen penelitian yang digunakan adalah mikrotoise, Informed consent, Karada-scan BHF 375, dengan Metode Bioelectrical Impedance Analysis (BIA), lembar kuesioner Adolescent Sedentary Activity Questionnaire (ASAQ), kuesioner durasi tidur. Analisa bivariat dengan menggunakan uji Gamma. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa responden terdiri dari jenis kelamin laki-laki (31,2%) dan perempuan (68,8). Sebagian responden berusia 12-13 tahun (76,0%) dan usia 14 tahun (24,0%). Hasil uji statistik yang dilakukan dengan uji Gamma, diketahui hasil nilai p-value= 0,020 yang artinya ada hubungan antara sedentary lifestyle dengan persen lemak tubuh remaja, nilai p-value= 0,026, artinya ada hubungan antara durasi tidur dengan persen lemak tubuh remaja. Remaja diharapkan dapat menjaga pola hidup dengan baik serta memperbanyak aktivitas fisik dan olahraga, durasi tidur yang cukup untuk menghindari aktivitas menetap persen lemak yang berlebih.