ARTIKEL REVIEW: STUDI FITOKIMIA DAN FARMAKOLOGI SAGA

(Abrusprecatorius L.)

Penulis

  • Ferdiana Putri Gita Veronika Mahasiswa S1 Farmasi, Fakultas Kesehatan Universitas Anwar Medika, Sidoarjo Indonesia
  • Anisya' Khusnul Khotimah Mahasiswa S1 Farmasi, Fakultas Kesehatan Universitas Anwar Medika, Sidoarjo Indonesia
  • Ika Hepi Maidayanti Mahasiswa S1 Farmasi, Fakultas Kesehatan Universitas Anwar Medika, Sidoarjo Indonesia
  • Rizma Salsa Salim Mahasiswa S1 Farmasi, Fakultas Kesehatan Universitas Anwar Medika, Sidoarjo Indonesia
  • Dian Yunita Dwie Lailiana Mahasiswa S1 Farmasi, Fakultas Kesehatan Universitas Anwar Medika, Sidoarjo Indonesia
  • Dewi Nur Halisa Mahasiswa S1 Farmasi, Fakultas Kesehatan Universitas Anwar Medika, Sidoarjo Indonesia
  • Cantika Putri Amanda Mahasiswa S1 Farmasi, Fakultas Kesehatan Universitas Anwar Medika, Sidoarjo Indonesia
  • Chindy Elsa Ramadhani Mahasiswa S1 Farmasi, Fakultas Kesehatan Universitas Anwar Medika, Sidoarjo Indonesia
  • Agustinus Alfred Seran DIII Farmasi, Fakultas Kesehatan Universitas Anwar Medika, Sidoarjo Indonesia
  • Irvan Charles S. Klau S1 Farmasi, Fakultas Kesehatan Universitas Anwar Medika, Sidoarjo Indonesia
  • Arista Wahyu Ningsih S1 Farmasi, Fakultas Kesehatan Universitas Anwar Medika, Sidoarjo Indonesia

Kata Kunci:

Tanaman Saga, Fitokimia, Antibakteri, Staphylococcus aureus, Streptococcus mutans

Abstrak

Saga (Abrus precatorius Linn.) merupakan tumbuhan asli Indonesia yang dikenal dengan berbagai nama local seperti saga biji, sagu betino, saga leutik, saga telik, walipopo, pikalo, atau kelapin. Tumbuhan saga juga dikenal dengan nama asingnya seperti peternosterboojes, mata kepiting, pohon manik, atau gunchi. Daun Saga (Abrus precatorius Linn.) merupakan salah satu bagian dari tanaman saga yang berpotensi memiliki aktivitas anti bakteri karena mengandung senyawa seperti alkaloid, flavonoid, fenol, tannin, dan saponin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektivitas antibakteri ekstrak daun saga (Abrus precatorius Linn.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan bakteri Streptococcus mutans dengan menggunakan metode difusi sumuran dan pembuatan ekstrak dengan metode maserasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun saga dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans, daya hambat paling tinggi diperoleh dari ekstrak daun saga dengan konsentrasi 10%.

Unduhan

Diterbitkan

2023-11-30